Pages

Subscribe:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 27 Desember 2011

Bumil Diabetes, Waspadai Bayi Besar

(Foto: gettyimages)
(Foto: gettyimages)
MESKI kejadiannya sangat bervariasi antara 8 - 10 persen dari total kelahiran,  bumil diabetes berisiko cukup tinggi untuk melahirkan bayi berukuran besar.

Bayi besar, bayi raksasa (giant baby) atau dalam istilah latin disebut makrosomia, adalah bayi yang lahir dengan berat badan di atas 4 kilogram. Dikatakan dr Rino Bonti Tri Hadma Shanti, SpOG dari  RS SamMarie, Jakarta, seorang bumil dengan kondisi diabetes dapat melahirkan bayi dengan ukuran berat badan 4 hingga 5,5 kilogram, jika kadar glukosa darahnya tidak terkontrol. Untuk mencegahnya, apa yang bisa dilakukan?

Bisa Sementara atau Menetap

Bumil dikatakan diabetes mellitus dalam kehamilan (Diabetes Mellitus Gestasional/DMG) bila kadar glukosa darah puasa >110 mg per desi liter dan atau kadar glukosa darah 2 jam setelah minum 75g glukosa > 140 mg per desi liter.

DMG adalah suatu gangguan toleransi glukosa yang timbul atau pertama kali dideteksi saat kehamilan. Gangguan toleransi glukosa ini dapat menghilang setelah bayi lahir, namun dapat  menetap hingga wanita tersebut menjadi penderita diabetes mellitus.

Umumnya DMG terjadi pada 3 - 8 persen BuMil, yang disebabkan oleh hormon-hormon  kehamilan yang mengganggu kerja dari hormon insulin (hormon yang bertugas mengatur kadar gula dalam darah). Sehingga, glukosa dalam darah sulit masuk ke dalam sel yang mengakibatkan kadarnya dalam darah tinggi. Gangguan ini disebut resistensi insulin.

Periksakan Kadar Gula Darah
Ketika hamil, pemeriksaan kadar gula darah sebaiknya dilakukan saat usia kandungan 24 sampai 28 minggu. Namun, jika BuMil mempunyai riwayat diabetes mellitus (kencing manis), melahirkan bayi besar sebelumnya, riwayat hamil dengan kematian janin di dalam kandungan, riwayat pertumbuhan janin terhambat (kecil), maka pemeriksaan gula darah dilakukan sesegera mungkin.

“Jika gula darah masih di bawah 200 mg/dl (memenuhi kriteria DMG), kadar gula darah cukup dikontrol dengan pengaturan diet. Namun bila dengan pengaturan diet gula darah BuMil msih tinggi, - sudah 200 mg/dl atau lebih -, perlu pemakaian insulin di bawah pengawasan dokter,” jelas dr Bonti.

Oleh sebab itu, ada baiknya jika bumil pengidap diabetes memiliki alat pengukur kadar gula darah di rumahnya. Dengan begitu, bumil dapat mengecek kadar gula darahnya setiap hari bila diperlukan.

Untuk membantu menurunkan kadar gula darah, dr Bonti menyarankan agar bumil tetap melakukan aktivitas fisik seperti olahraga ringan, senam hamil, berjalan kaki, atau membersihkan rumah.

USG dan Rekaman Jantung
Untuk mencegah lahirnya bayi besar, bumil diabetes juga harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Termasuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) agar dapat mengetahui taksiran berat janin serta kondisi kesejahteraan janin dalam kandungan. Selain itu, pada usia kehamilan 34 minggu ke atas, lakukan juga pemeriksaan rekaman jantung janin berkala.

Waspadai Kegemukan
Selain penyakit diabetes mellitus, bayi terlahir dengan ukuran besar bisa pula diakibatkan oleh faktor bumil atau si bayi itu sendiri. “Bumil gemuk berisiko 4 hinggga 12 kali melahirkan bayi besar. Bayi yang lahir besar juga dihubungkan dengan usia kehamilan yang lewat waktu taksirannya,” kata dr Bonti.

Selain itu, faktor genetik (bawaan) juga bisa berpengaruh pada bayi lahir besar. “Biasanya bayi berjenis kelamin laki-laki lebih berat sekitar 150 gr dari bayi perempuan. Dan kejadian bayi besar pada anak laki-laki itu berkisar antara 60 sampai 65 persen,” tukasnya.

Risiko Bagi Bayi dengan Ibu Diabetes

- Bila bayi terlalu besar, ada kemungkinan bahu bayi tersangkut (shoulder dystocia) di jalan lahir saat proses persalinan normal, yang bisa menyebabkan trauma pada leher bayi. Untuk menghindari risiko tersebut, operasi cesar adalah pilihan yang lebih aman.

- Bayi dengan ibu berkadar gula tinggi bisa mengalami gangguan pernapasan karena pematangan paru-parunya sering terlambat. Sehingga saat bayi lahir, terkadang dibutuhkan pemberian oksigen untuk membantu pernapasan atau bahkan pemberian obat pematangan paru - bergantung derajat gangguan pernapasan yang terjadi.

- Hipoglikemia atau kadar gula darah rendah saat lahir. Ini terjadi karena bayi terbiasa dengan gula darah yang tinggi saat dalam kandungan dan tiba-tiba saat lahir terpisah dari kondisi dalam kandungan sedangkan bayi memroduksi insulin dalam jumlah yang masih tinggi.

- Hiperbilirubin (tingginya kadar bilirubin dalam darah) atau kuning, hipokalsemia (rendahnya kadar kadar kalsium) dan polisitemia (kadar hemoglobin terlalu tinggi).

0 komentar:

Posting Komentar